Kendari (ANTARA) - Pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Sulawesi Tenggara (Sultra) tetap akan mendukung kepemimpinan HM Nurdin Halid sebagai Ketua Umum PSSI hingga akhir periode kepengurusan.
"Secara etika berorganisasi, PSSI Sultra tetap mendukung Nurdin Halid hingga akhir masa jabatannya 2011," kata Ketua Pengrov PSSI Sultra Sabaraddin Labamba di Kendari, Selasa.
Sabaruddin yang juga Wakil Ketua DPRD Sultra dari Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan, adanya keinginan sejumlah pengprov dan pengurus PSSI di daerah dan pusat untuk melakukan pemaksulan adalah tidak etis dan sangat berbahaya.
Meskipun pada intinya hampir seluruh Pengprov PSSI di Indonesia yang sama-sama berkomitmen untuk melakukan pembenahan dan perbaikan di dunia sepakbola, tetapi dengan adanya keinginan yang tidak santun itu akan menodai citra persepakbolaan nasional.
"Kalau dengan cara-cara seperti itu, saya kira tidak etis dan ada aturan dan mekanismenya," katanya.
Terkait rencana kongres sepak bola nasional di Kota Malang, Jawa Timur, 30-31 Maret 2010, Sabaruddin mengatakan, PSSI Sultra akan menghadiri acara tersebut namun tidak akan membicarakan persoalan kepemimpinan Ketua Umum PSSI HM Nurdin Halid.
"Kalau dalam kongres nanti ada agenda yang di luar dari rencana pertemuan seperti adanya kehendak mempercepat lengsernya Ketua Umum PSSI, maka PSSI Sultra tentu akan mempunyai opsi lain," katanya namun tidak menjelaskan opsi dimaksud.
Menurut Sabaruddin, secara organisasi, agenda kongres itu penting dalam rangka membenahi berbagai kekurangan dan kelemahan organisasi, tetapi jangan sampai diarahkan kepada pemaksaan untuk melengserkan pimpinan.
"Bukan karena PSSI Sultra membela kepemimpinan Nurdin Halid, tetapi secara organisasi PSSI akan selalu terpuruk jika itu terjadi," ujaranya.
Menyinggung masalah peningkatan prestasi persepakbolaan di Sultra, Sabaruddin mengatakan, pihaknya terus bekerja keras mencari pemain potensial untuk mewujudkan target lolos Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII Riau 2012.
Ia mengatakan, potensi atlet sepak bola di daerah sama dengan daerah lain di Indonesia tetapi prestasi tertinggal karena pembinaan yang tidak berjalan maksimal.
Kendala klasik yang selalu mengancam pembinaan sepak bola adalah menyangkut pendanaan yang minim, bahkan tidak ada sehingga kompetisi sebagai ajang meningkatkan potensi pemain tidak terlaksana.
Oleh karena itu, kepengurusan PSSI Sultra yang baru disandangnya kurang lebih dua bulan terakhir ini melibatkan berbagai unsur potensial antara lain pengusaha dan birokrat yang cinta sepak bola dan selalu bersedia mengorbankan waktu, pikiran, tenaga dan finansial untuk organisasi.
0 comments:
Post a Comment